AR-RĀ’IQ

Religious Tradition: Between Intrepretation and Text Innovation

Abdul Matin Salman — Thu, 27 Mar 2025 00:00:00 -0500

The discussions of Islam which linked with tradition and/or Islam and culture have been conducted since early 19th century. Such discussions have drained the energy of Muslim intellectuals due to its vast scope which ranges from humanities, sciences, literature, and arts. The discussions become more interesting when they suggest the results of interaction among Islam, Malay tradition, and culture as a Malay Islamic heritage called as Islam Nusantara (Islam of the archipelago). In addition, in its subsequent development modern version of Islam Nusantara turns to be an ideal ‘alternative’ version for modern Muslim intellectuals. Besides having Malay characteristics, Islam Nusantara might have a role in preserving the Nusantara identity and existentialism, an effectively proven way to maintain social stability in a multi-cultural, multi-ethnics, and multi-faiths country like Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam and Malaysia. However, this stable social condition might be difficult to be maintained forever. There are acts of resistance from some groups of Islamic purists that bring forth a jargon to return to the culture and tradition which practiced by Prophet Muhammad PBUH and his sahabah (earlier companions of Prophet Muhammad). Thus, finding a ‘correct’ mechanism and understanding toward tradition and culture in the regulation of purist view of Islam or original Islam is a rationalization project of Islam Nusantara which can be considered as authentic Islam despite its contemporary package and term. A deep understanding of Islam Nusantara is not only intended to return to a classic heritage of Islam Nusantara but also as a way to explore positive ideological attitudes in order to defy colonialism and underdevelopment.

Sejarah Kedatangan Islam dan Hubungannya dengan Perdagangan di Nusantara

Listiawati. Mhi — Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 -0600

Penelitian ini dengan judul Sejarah Kedatangan Islam dan Hubungannya dengan Perdagangan di Nusantara dengan latar belakang masalah bila persisnya kedatangan Islam ke Nusantara ini, para ahli sejarawan juga belum menemukan titik temu yang pasti bila waktunya, dan seiring dengan adanya para musafir yang datang untuk berdagang ke kawasan Nusantara ini mereka sekaligus menyebarkan agama yang baru yakni agama Islam. Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana sejarah kedatangan Islam ke wilayah Nusantara ini dan bagaimana pula hubungannya dengan perdagangan di Nusantara ini. Sementara tujuan dari penelitian ini adalah ingin menganalisis bagaimana sejarah kedatangan Islam di Nusantara ini, dan ingin menganalisis bagaimana hubungannya dengan perdagangan di Nusantara. Metodologi penelitian, penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (library research) yakni dengan menganalisis buku-buku yang ada serta memilih mana data yang berkenaan dengan penelitian ini. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah sumber perimer dan sekunder, sumber perimer yakni buku-buku, jurnal, hasil penelitian yang mendukung pembahasan ini. Sedangkan sumber sekunder selain dari buku-buku yang berkenaan dengan masalah ini juga mengambil data lapangan dari negara Berunai Darussalam. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yakni dengan menggali teori-teori yang berkenaan dengan penelitian ini. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sejarah tentang kedatangan Islam di Nusantara ini masih merupakan perdebatan dikalangan para ahli sejarawan, ada yang mengatakan bahwa kedatangan Islam adalah dari pendatang Arab yang datang ke Indonesia untuk berdagang sekaligus menyebarkan agama yang baru, sementara yang lain mengatakan bahwa kedatangan Islam ke wilayah Nusantara ini adalah dari pendatang India. Begitu juga halnya dengan sejarah tentang perdagangan di wilayah Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dengan kedatangan Islam itu sendiri ke wilayah Nusantara.

A Practical Approach to Maslahah Based Decision Making Framework

Kamaru Salam Yusof, Mohammad Yazid Jailani, Ummi Humaira Kamis — Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 -0600

Decision making is a crucial stage in management of project and policy process where various alternatives are identified based on particular values and preferences of the decision maker. Eventually, it bridges the planning and implementation of firms’ projects and policies together. Western expertise have developed various types of decision making tools such as Cost-Benefit analysis. As Economics theory suggests, the ultimate objective of firm is to maximize profit or minimize cost which also influences the decision making process. While in Islamic theory, it embraces a multi-dimensional approach. Accordingly in Brunei, there is a dire need for a holistic Islamic approach in its administration and management which also includes decision making process. In this sense, Maqasid Shariah is the currently best available benchmark to develop an Islamic decision making framework. The concept of Maqasid Shariah has been developed by the past scholars such as Al-Juwaini, Al-Ghazali and the most prominent scholars in the field, Asy-Syatibi. However, the discussions were focusing on the religious aspect particularly in usul fiqh and fiqh aspects. So in the recent years, few studies had developed and applied the framework of Maqasid Shariah such as Moussa Larbani & Mustafa Omar Mohammed (n.a.), Asyraf Wajdi Dusuki & Nurdianawati Irwani Abdullah (n.a.), Zulkifli Hasan & Mehmet Asutay (n.a.) and Shaikh Mohd Saifuddeen, Noor Naemah Abdul Rahman, Noor Munirah Isa & Azizan Baharuddin (2013). These studies have developed Maqasid Shariah as a framework in specific field which needs a certain level of expertise. Nevertheless, problem may arise for those who are lacking of the required expertise to apply the framework in their respective field. Thus, this paper is extending the established idea to develop a simpler, yet widely applicable Maqasid Shariah based framework which is feasible for the decision makers who are not expertise in the field of Shariah.

مراحل الدعوة ودورها في تحقيق مقاصد الشريعة

محمد حمد كنان ميغا — Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 -0600

لقد قاد النبي صلّى الله عليه وسلّم الرعيل الأول من سلف هذه الأمّة على الوسطية والاعتدال، وغرس فيهم خُلُقَ الرّفقِّ والشفقةِّ بالمدع وِّينَ، ورسم أمامهم منهجَ التيسيرِّ، الذي به تتحقّ ق مقاصد الشّ ريعة، وبه يتحقق بقاء هذه الشّ ريعة واستمرارها في كل زمان ومكان. وهذا البحث يأتي في إطار بيان هذا المنهج النبوي التيسيري المقاصدي، من خلال الكشف عن المقاصد الشّرعيّة التي تحقّقت في مراحل الدعوة المختلفة، و بيان أن هذه الشريعة مبنيّة على التّدرّج، والتنبيه على أنّ التّدرّج من لوازم هذه الشّريعة.

Kaitan Zakat dan Penggubalan Wang Haram: Analisis Laporan Bank Dunia, dan Financial Action Task Force (FATF)

Hakimah Yaacob, Qaisar Ali, Deena Najiha binti Khairatul Akmar — Mon, 31 Dec 2018 00:00:00 -0600

Zakat merupakan kewajipan setiap Muslim sebagaimana yang dinyatakan di dalam al-Quran dan Hadith Nabi SAW. Zakat adalah bertujuan untuk menyucikan dan menyuburkan harta. Walaubaimanapun, akhir ini menyaksikan pelbagai penyalahtafsiran dan penyalahgunaan terhadap maksud suci kutipan zakat. Salah satu daripadanya adalah penggubahan wang haram (money laundering) dan penyalahgunaan wang zakat sebagaimana laporan dari IMF, Bank Dunia serta FATF. Tujuan kertas kerja ini adalah untuk menganalisa laporan kestabilan kewangan terhadap kedudukan zakat yang dikatakan berkait dengan penggubalan wang haram. Kegagalan untuk melaksanakan urus tadbir yang betul akan mengakibatkan ketidak patuhan negara pelapor. Berdasarkan kepada kajian literatur dari Bank Dunia, kertas kajian ini menerangkan dan membincangkan masalah yang bakal mendatang, disalah tafsir dan memudharatkan sesebuah negara Islam yang menjadikan zakat sebagai salah satu sumber pembangunan ummah. Hasil kajian mendapati laporan kestabilan kewangan lebih cenderung untuk mengaitkan zakat dengan penggubalan wang haram. Fokus harus diberikan kepada membetulkan salah faham badan antarabangsa dalam pengurusan wang zakat yang lebih telus dan urus tadbir yang cekap.