Seluk-beluk filsafat Islam / Poerwantono A. Ahmadi, M. A. Rosali ,
Material type: ArticleBandung : CV Rosda , 1988Edition: Tjun Surjaman editorDescription: 256 pages. ; 22 cmContent type:- text
- unmediated
- volume
- 9795741007
- B741 P64
Item type | Current library | Shelving location | Call number | Status | Notes | Date due | Barcode | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Personal Donated Collection (KWP) - 1st floor | Universiti Islam Sultan Sharif Ali | First Floor (Gadong Campus) | (KWP23) B741 P64 1988 c.1 (Browse shelf(Opens below)) | Available | Donated by Yang Mulia Dato Seri Setia Dr Haji Norarfan bin Haji Zainal | 1010036842 |
Ada yang mengatakan bahwa filsafat itu kesesatan, kebodohan, dan membahayakan bagi akidah-akidah agama sehingga banyak buku filsafat yang dilarang dibaca, bahkan dibakar. Malahan filsuf itu dianggap sebagai orang yang mengingkari agama, dan merupakan setan berbentuk manusia. Akibatnya, ada filsuf yang dikucilkan bahkan dipenjarakan. Sebaliknya, ada yang mengatakan bahwa filsafat mengantarkan manusia kepada kebenaran dan kebahagiaan. Jadi, sama dengan agama, hanya melihatnya dari sisi yang berlainan. Mana yang benar? Kedua pendapat itu dilontarkan oleh orang-orang terkemuka yang juga...filsut. Dalam buku ini dipaparkan Seluk-Beluk Filsafat Islam, bagaimana pengaruh Filsafat Barat-Yunani-terhadapnya dan, yang mungkin kurang kita sadari, betapa besar pengaruhnya terhadap filsafat Barat, alam pikiran orang Barat. Kalau kita, dalam literatur Barat, menemukan nama-nama seperti Avicenna, Averroes, Maimonides, Avempace, tampaknya senapas dengan nama-nama seperti Aristoteles, Aquinas, Socrates, Filsfut-Filsuf Barat yang mashur itu. Padahal, nama-nama itu adalah ''lidah'' Barat untuk Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Musa bin Maimun, dan Ibnu Bajah, yang tak lain dan tak bukan adalah filsuf-filsuf Islam. Pembahasan di dalam buku ini menggunakan juga pandangan-pandangan para orientalis Barat. Dengan demikian, jika keagungan Filsafat Islam terungkap, Islam, bukanlah meniru burung perkutut yang berseru-seru memasyhurkan namanya sendiri jauh tinggi dari puncak tiang... di dalam sangkar.
There are no comments on this title.